Kamis, 08 Januari 2015

GELAR DADAKAN

tentang sebuah mimpi yang baru kulewati
rupa ini kemudian basah olehnya,
air payau di bawah tangga besi tua
tak kubilas badan ini, sengaja
memakai busana apa adanya
dengan jepit pegunungan yang tak karuan
niat hanya mengulur tangan, lalu pulang


Tuhan mendengar jeritan lalu lalang,
para pegawai yang belajar menimang uang
kemudian menahan sosok manusia kumal
tak punya jawaban menolak yang membutuhkan
hanya diam lalu memikirkan
tiada lain haya satu atau dua kali mengganti
mereka yang pergi di awal musim ini

sosok kumal pergi di keramaian
sendiri tanpa teman, tanpa keahlian
tempat para bangsawan, cendekiawan
berjalan-jalan menikmati ramai kota pahlawan
di sekeliling tampak orang-orang menawan
dandanan yang tebal untuk menarik perhatian
namun sayang tak lagi ia temukan kesopanan
duduk di meja tanpa sepengetahuan

ini hari benar-benar membuat sosok kumal kesepian
hampir pingsan mendegar jeritan perut kesetanan
hanya bermain-main kotak hitam yang katanya pintar
menulis kemudian menghapus hingga benar-benar pegal
lalu terdengar suara dari kotak hitam pintar
tawaran yang membatasi gerak dari seorang bijak
tentu si kumal tak akan menolak

di sana tempat para elit berhamburan
si kumal duduk di emperan dengan kawan seperjuangan
melihat-lihat sekuriti membawa pesawat merek huawei
takut disita barang dagangan titipan orang
pergi tidak, pergi tidak, lalu pergilah
benar melelahkan menyandang gelar kariawan dadakan.



Surabaya, 1 Januari 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar