Kamis, 30 April 2015

PERCAKAPAN ABDI DAN KOPRAL




Nanah ini terlanjur mengalir hingga jantung
Turut  menjadikan bunga  sekeras patung
Mengapa? hati kini biji  bercadung

Beberapa tumbuhan mekar mengeluarkan
Bau  yang bisa didengar dan tak dapat dicium hidung
Menggilas, menebas tanpa ampun
“Harusnya maklum, itu biasa saja,” ungkap Kopral sembari mengelus kudanya
“hamba sudah maklum, Tuan. Ini tak kali pertama”
“Harusnya tak kau gubris, itu spontanitas.”
“Spontanitas bisa menunjukkan sebuah kebiasaan, Tuan. Pernah juga kuabaikan”
“Harusnya kau tetap berdiri di sana”
“Tidakkah tuan  tahu, beberapa hari ini badai,
Petir bisa saja menyambar ranting yang nyaris putus itu.”
“Harusnya bisa bertahan, kau seorang tangguh”
Jangankan perempuan,tuan  laki-laki pun bisa rapuh
Harusnya kau tetap tegar dan bersabar
Pernahakah tuan melihat abdi yang tak lagi tegar dan bersabar atas tuannya?
“Itu karena seorang abdi sudah berada di titik batasannya.” Sahut Sang Kopral.

(April 2015)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar